SEJARAH SINGKAT SMK PGRI INDRAMAYU
Peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan telah berlangsung sejak lama, bahkan sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada zaman kebangkitan dan pejuangan nasional, perguruan swasta telah menjadi pusat pergerakan bangsa Indonesia. Pembukaan sekolah swasta telah menjadi pusat pergerakan bangsa Indonesia, pada waktu itu di landasi oleh cita-cita luhur yang menjadi ciri khas baik yang bersifat agama, budaya maupun cita-cita politik dan bersifat gerakan kebangsaan untuk menuju pada bangsa dan negara Indonesia Merdeka.
Secara hirarki, orang tua merupakan pendidikan pertama dan utama. Dengan cara mendirikan sekolah, masyarakat pada hakikatnya membantu orang tua dalam melaksanakan tanggung jawab atas pendidikan putra-putrinya yang tidak dapat digantikan atau diambil alih oleh pihak lain. Dengan demikian kedudukan perguruan swasta dalam pendidikan adalah sebagai pembantu dan pengemban mandat orang tua.
Sejak Indonesia merdeka, keberadaan perguruan swasta memiliki landasan hukum yang kokoh dengan dicantumkannya perguruan swasta dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sejak tahun 1978 yaitu tahun 1978, 1983, dan 1988. landasan hukum tadi menjadi semakin kokoh dengan dicantumkannya perguruan swasta dalam pasal 47 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tersebut, ditegaskan bahwa pernerintah berkewajiban membina perkembangan Pendidikan Nasional dan oleh sebab itu wajib mengetahui keadaan satuan dan kegiatan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh Pernerintah sendiri maupun oleh masyarakat. Di sarnping itu, pemerintah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan oleh Pernerintah ataupun oleh Masyarakat. Pengawasan lebih merupakan upaya untuk memberi bimbingan, binaan, dorongan dan pengayoman bagi satuan pendidikan yang diharapkan terus-menerus dapat meningkatkan mutu pendidikan maupun pelayanannya. Bahwa sesungguhnya tumbuh dan berkernbangnya sekolah sekolah PGRI berjalan seirama dengan pertumbuhan dan perkembangan organisasi PGRI yang didirikan pada tanggal 25 Nopember 1945, serta seirama pula dengan jalannya sejarah perjuangan bangsa, Indonesia dalam meneggakkan dan mengisi kemerdekaan. Sekolah-sekolah PGRI tampil sebagai jawaban atas tantangan kebutuhan bangsa dalam upaya mencerdaskan kebidupan bangsa, karena itu sekolah PGRI merupakan sekolah perjuangan. Sekolah PGRI di daerah sering menjadi embrio bagi berdirinya sekolah-sekolah negeri. Sekolah-sekolah PGRI tumbuh dan berkembang atas praksarsa mandiri sebagai tanggungjawab perjuangan yang disadari atas tekad dan semangat pengabdian para guru anggota PGRI yang utuh yang relatif tanpa modal materil dan finansial yang memadai. Apabila pada mula pertumbuhannya pelopor sekolah PGRI merupakan salah satu pelopor dan pemeran utama dalam membantu pemerintah dalam pembanganunan bidang pendidikan, namun kemudian sekolah-sekolah PGRI tertinggal dibanding dengan sekolah-sekolah swasta lainnya yang tumbuh kemudian yang didukung oleh organisasi yang memiliki sumber dana yang lebih kuat serta karena kebijakan pemerintah dalam pengembangan dan penyebaran sekolah-sekolah Negeri. Akibatnya banyak sekolah-sekolah PGRI yang terpaksa tutup karena tidak kebagian siswa.
Sebagai rasa tanggungjawab organisasi untuk mempertahankan eksistensinya sekolah-sekolah, PGRI sebagai perjuangan dan pengabdian PGRI maka dipandang perlu menyarnakan persepsi dalam menyusun strategi dalam menghadapi tantangan perkembangan masa depan sekolah PGRI. Sebagai dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berbagai penemuan dan produk berbagai alat yang serba modern mengakibatkan semakin ketatnya persaingan di bidang informasi, perdagangan, pasar kerja, sosial, ekonomi. dan budaya serta pendidikan. Kemajuan dan pembauran di segala bidang tersebut bagi para pengelola sekolah khususnya di lingkungan sekolah PGRI harus diantisipasi secara proaktif dengan menyusun master dan agar sekolah tetap eksis dan lebih dapat meningkatkan kepercayaan dan pilihan masyarakat.
Sehubungan pada saat itu SMEA Negeri Indramayu mempunyai minat siswa yang melebihi daya tampung maka berdirilah SMEA PGRI Indramayu, mula–mula didirikan pada tahun 1973 oleh Drs. H. Kamil Effendy atas saran Kepala Sekolah SMEA Negeri Indramayu Drs. Dadan Khanafi Ardianto semula jumlah rombongan belajar hanya 1 rombel dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa. Tujuan mendiriakan SMEA PGRI pada saat itu adalah untuk menampung siswa / siswi yang tidak dapat di tampung di sekolah negeri dan dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan Bangsa.
Pada awalnya sebelum memiliki gedung sendiri sekolah pernah menumpang di beberapa lokasi yaitu:
1. SD Negeri Paoman V (Jl. S. Parman Indramayu ) tahun 1974
2. SD Negeri Anggasara (Jl. Anggasara Indramayu ) tahun 1977
3. SD Negeri Karanganyar I (Komplek Kantor Desa Karanganyar) tahun 1978
4. SD Negeri Karanganyar IV (Jl. Gatot Subroto Indramayu) tahun 1982
Sampai akhirnya menjadi tuan rumah sendiri / memiliki gedung sendiri sebanyak 2 lokal tahun 1982 yang kemudian gedung diresmikan pada tanggal …………………………………….. oleh Bapak …………………………….. dan mendapat Piagam pengesahan sekolah dari Dewan Pengurus Yayasan persekolahan PGRI Daerah V Jawa Barat yang diketuai oleh Maman Sumantri, pada tanggal 13 Maret 1977 dengan Nama SMEA PGRI Indramayu kabupaten Indramayu Nomor 5.